Mediaintelijen.id
Karawang,21/09/2025
Karawang, mediaintelijen.id - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) menemukan struktur baru percandian kuno di Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang dalam proses ekskavasi arkeologi yang dilakukan sejak awal September 2025.
Menurut Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Karawang, Obar Subarja, penggalian tersebut difokuskan pada Candi Serut 3 dan 4 di Kampung Gunteng.
"Ekskavasi masih berjalan, belum ada temuan yang signifikan berupa arca atau patung, tetapi struktur candi sudah terlihat jelas," ujarnya Rabu, (17/9/2025).
menjelaskan, dua candi lain sebelumnya, yakni Serut 1 dan 2, telah lebih dulu ditemukan.
"Kampung Gunteng itu berdiri di atas kompleks percandian. Jadi bisa dipastikan masih banyak struktur lain yang menunggu untuk katanya.
Keunikan candi di kawasan tersebut, lanjutnya, terletak pada teknik bangunan. Dinding candi ditemukan berlapis plester kapur putih atau lepa, sementara lantainya memakai campuran kerikil, kapur, dan bata merah yang menyerupai beton.
"Teknologi semacam beton itu sudah dipakai sejak abad ke-5 hingga ke-6. Jadi bukan berasal dari zaman kolonial," tutur Obar.
Data penelitian terdahulu menunjukkan bahwa di kawasan Telukbuyung terdapat empat sektor candi dengan ukuran dan bentuk berbeda.
Salah satunya memiliki ukuran dasar sekitar 13 x 10 meter dengan dinding luar setinggi hampir dua meter, sementara candi lain memperlihatkan ruang inti, tangga masuk, hingga hiasan stuko berbentuk kepala manusia dan hewan. Temuan ornamen tersebut memperkuat dugaan bahwa kawasan ini dulunya merupakan pusat aktivitas keagamaan besar pada masa Tarumanegara.
la menambahkan, kondisi sebagian candi mengalami kerusakan parah akibat faktor alam.
"Kalau dilihat dari bekas ambrukannya, kemungkinan dulu candi ini tinggi. Rusaknya karena gempa, kemiringan tanah, atau banjir besar Sungai Citarum. Lumpur dari Citarum menggenangi kawasan ini sehingga percandian akhirnya ditinggalkan," ungkapnya.
Ekskavasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) 9 akan berlangsung hingga awal Oktober 2025.
Setelah itu, hasil penelitian akan dipresentasikan dan kemungkinan dilanjutkan kembali di tahun-tahun berikutnya.
"Biasanya setiap penelitian akan ditutup dengan paparan hasil. Jadi masyarakat bisa tahu apa saja yang berhasil ditemukan," kata Obar.
Lebih jauh, ia menyebut Karawang kaya akan situs percandian, baik Buddha maupun Hindu.
"Bukan hanya di Batujaya, di Cibuaya juga ada percandian Hindu, lalu di Banyusari, Jayakerta, bahkan Klari pernah ditemukan struktur candi.
Jadi Karawang ini kaya sekali peninggalan sejarahnya," ujarnya.
Obar menegaskan bahwa kompleks Percandian Batujaya sendiri telah berstatus cagar budaya nasional yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat.
"Kalau yang di Cibuaya, sebagian sudah ditetapkan sebagai cagar budaya kabupaten, dan sedang diusulkan ke tingkat provinsi. Jadi tingkatannya bertahap," jelasnya.
Ke depan, ia berharap penelitian ini bisa membuka peluang wisata sejarah baru di Karawang.
masih area penelitian, jadi belum bisa jadi destinasi wisata resmi. Tapi mungkin lima tahun lagi, kawasan ini bisa berkembang seperti Borobudur atau Prambanan," pungkas
(madiQipee)
Social Header